Aku merasa beruntung sekaligus menyesal gitar ini tidak kujual pada seorang kolektor
gitar beberapa tahun lalu. Meskipun waktu itu ia berniat membeli dengan harga
sebuah mobil mewah. Aku tidak tertarik. Mungkin belum,lebih tepatnya.
Gitar ini sungguh punya sejarah. Aku membelinya dulu dengan
uang jajan yang aku sisihkan tiap harinya selama beberapa bulan. Bahkan aku
rela untuk tidak makan seharian. Aku memetik senarnya hingga jariku memerah. Gitar
ini pula yang menemaniku menciptakan lagu-lagu yang kemudian meroket bersama
namaku di industri musik negeri ini. dan aku masih terus bersamanya bahkan
ketika aku mampu membeli gitar Jimi Hendrix sekalipun.
Tapi setelah kasus pembunuhan yang terjadi pada seorang kaya
raya di kota ini,lalu hakim memutuskan akulah pelakunya,dan kehidupan indahku
yang bergelimang harta dan kepopuleran ikut menukik tajam. Dan aku hanya
berkawan dengan gitar ini lagi setelah aku meninggalkan jeruji besi. Tidak ada
seorangpun yang mengenaliku sekarang meskipun aku menjadi "lebih membumi". Panggungku tak semegah dulu lagi,kali ini cukup di bus-bus kota yang sudah tua dan penuh karat,atau di warung-warung pinggir jalan.
Mungkin jika ada yang berminat dengan gitarku,aku akan dengan senang hati menjualnya. Aku rindu kehidupanku yang dulu!