5 Jun 2013

Dancing Away With My Heart


via
Aku masih duduk disini sendirian. Di bangku kebun belakang rumah kita,yang kau sulap jadi tempat yang indah walau dulunya ini adalah lahan kosong berdebu. Lalu kau jadikan ini tempat kita berdansa di bawah sinar rembulan ketika anak-anak berlibur berlibur di rumah kakek-nenek mereka,atau ketika mereka tidur lebih awal. Aku masih ingat bagaimana kebiasaan itu dimulai.

Malam itu,ketika kau hendak melamarku di tepi pentai saat senja,dan aku mengiyakan permintaanmu,kau langsung mengajakku berdansa saking girangnya. Tapi aku sama sekali tak bisa berdansa. Dan kau pun kemudian mengajariku dengan lembut. Aku bahkan masih merasakan kepalaku bersandar di bahumu. Nyaman. Dan akan selalu seperti itu,sayang. Dan aku selalu suka dengan kebiasaan kita itu. Berdansa dengan iringan musik bertempo lambat di bawah sinar rembulan di kebun belakang rumah kita. Bahkan setelah anak-anak mulai membangun keluarga mereka masing-masing,kita masih terus melakukannya.

Kadang aku bertanya-tanya pada diriku sendiri. Apakah kau disana merindukanku juga,sayang? Apakah kau masih ingat dengan kebiasaan kita itu? Bagaimana saat-saat bahagia kita itu sellau membangkitkan kenangan akan dirimu. Setelah satu dekade berlalu,sejak hari itu aku juga memakai cincin pernikahan kita yang dulu kau pakai di jari manismu itu. Aku memakai sepasang di jari yang sama. Dengan begitu aku merasa begitu dekat denganmu meskipun sekarang kau tak lagi di dunia fana,sayang.