Sebagai seorang yang awalnya terlahir sebagai anak
tunggal,saya merasa kesepian. Saya mendambakan hadirnya seorang saudara yang
lebih tua untuk jadi tandem saya. Tapi saat usia saya delapan tahun,Tuhan
mengirimkan seorang adik kepada saya. Oke,cukup meredam rasa kesepian saya.
Mungkin karena awalnya saya lebih kepingin punya kakak daripada adik,lalu saya
merindukan sosok ngemong itu datang pada hidup saya.
Ada banyak kakak sepupu yang cowok dan teman-teman cowok yang
bisa dijadikan tandem,tapi rasanya bisa melewati batas privasi mereka sebagai
makhluk yang juga butuh sosok perempuan (baca : pacar),jadinya nggak maksimal
saya memanfaatkan fungsi mereka (jahat ya kata-katanya?hehehe). Saya selalu
kalah sama pacar sepupu-sepupu saya,begitu juga dengan teman-teman..sungkan.
Lalu setahun belakangan saya merasa nemu sosok itu. Awalnya
saya sama sekali nggak welcome dengan kehadirannya. Sayapun awalnya cuma
menganggap sebagai kakak saja,karena dia pernah bilang ke saya kalau dia
kehilangan adiknya. Pikir saya waktu itu,impas. Saya butuh kakak,dan dia juga
mungkin kangen adiknya. Tapi lama-kelamaan,dari curhat-curhatan,dari tukar
opini,minta pendapatnya,saya jadi nyambung dengan orang ini.