Hari ini saya sama sekali nggak tahu tanggal berapa. Dan rutinitas
pagi setelah tersadar adalah ngeraba-ngeraba
kasur sambil masih merem-merem nyari BB lalu baca update status BBM teman-teman
di kontak. Kok pada rame pasang foto sama mamanya semua sih?. Detik-detik
berikutnya,saya baru menyadari tanggal berapa ini. Oh..22 Desember sudah. Hari ini
hari Ibu. Ada yang kurang pagi ini. Tidak ada suara Ibu ngebangunin saya sambil
ngomel-ngomel seperti biasa. Hehehe.
Masih dengan mata yang males melek,saya kemudian
mengingat-ingat apa saja yang Ibu sudah lakukan pada saya 21 tahun belakangan
ini. Saya pernah baca,bahwa tubuh manusia hanya mampu menahan sampai 45 del
(unit) rasa sakit,tetapi ketika seorang Ibu melahirkan,ia merasakan sampai 57 del rasa sakit. Ini sama dengan merasakan 20 tulang yang patah pada
saat yang bersamaan. Bisa dibayangkan bagaimana cinta dan perjuangan Ibumu kan?
Lebih-lebih lagi saya yang terlahir sungsang,dan berakhir dengan 19 jahitan
yang Ibu dapat. Seiring bertambah besarnya saya,sakit hati dan kekecewaan Ibu
pada saya juga datang. Ditambah dengan keburukan sikap saya sebagai seorang
remaja yang masih labil. Sering melakukan hal-hal diluar keinginannya. Pergi ke
suatu tempat tanpa minta ijin dari Ibu,yang ini bahkan pernah saya lakukan
beberapa bulan lali,hihihi. Bahkan hanya dengan kata-kata saya yang saya ucap
dibawah kendali emosi bisa melukai hati Ibu. But I never want to be a shit daughter for her. Saya juga nggak
akan pernah meminta ibu yang lain untuk saya. Beliau satu-satunya yang saya
punya,yang terbaik,yang pernah ada. Saya nggak begitu hebat mengekspresikan
sayang dan cinta saya pada Ibu. Tapi saya selalu menyayanginya di tiap hari,di
tiap emosi yang menggelayuti hati saya,di tiap kepanikan yang datang saya hanya
mengingat namanya,di tiap air mata patah hati,di semua keadaan ketika hanya
nomor hapenya yang bisa saya telpon. Setiap hari. Selalu. Selamanya.